Media Mainstrem Terancam Ditinggakkan Konsumen Jika Abaikan Profesionalisme

Mari berbagi:

SEMARANG, Media-media mainstrem terancam bakal ditinggalkan  konsumennya, jika ditahun politik seperti sekarang ini tidak mampu menjaga profesionalismenya dalam memberitakan berbagai peristiwa terutama yang terkait dengan politik praktis.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM ) Semarang Drs H Gunawan Witjaksana M.Si mengatakan ancaman itu akan sirna dengan sendiri jika media maintrem mampu mempertahankan profesionlismenya, meski dalam waktu yang hampir bersamaan muncul media sosial (medsos) sebagai kompetitornya.

“Dalam hal kecepatan publish atas sebuah peristiwa medsos sering kali lebih unggul dibanding dengan media-media massa mainstrem,” ujarnya dalam talk show bertajuk Media Cerdas Dalam Pusaran Tahun Politik di studio siaran  stasiun Semarang TV, Rabu malam (14/11).

Menurutnya, mekanisme kerja redaksional media massa yang profesional sangat memperhatikan dan memprioritaskan sisi validitas dan akurasi, langkah ini memakan waktu  lama yang di dinilai menjadi penghambat sisi aktualitas.

Sedangkan di sisi lain, lanjutnya, medsos dalam upaya menggaet penikmat informasi yang diunggahnya selalu mengandalkan kecepatan seringkali abai dalam validasi data ternyata lebih  diminati masyarakat yang haus informasi.

Hal inilah, dia menambahkan yang seringkali membuat media mainstrem kadang terjebak, dengan alasan agar tidak ditinggalkan konsumennya terpaksa mengutip informasi yang diunggah medsos yang dahulu mempublish sebuah peristiwa atau mengutip pendapat nara sumber .

Dia menuturkan seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, media massa mainstrem yang sudah mengantongi kepercayaan publik tidak perlu merasa kalah dari sisi kecepatan dari medos.

Ketepatan harus dinomorsatukan dibanding dengan kecepatan. Terlebih terkait berita-berita politik di era tahun politik seperti sekarang ini. Media mainstrem tetap harus mempertahankam langgamnya, utamakan ketepatan

Karena, tutur Gunawan, ketidaktepatan konten berita selain menjadi pemicu awal penyesatan terhadap konsunen media, sekaligus akan menggerus kepercayaan media mainstrem dimata masyarakat pembaca.

Kehadiran media sosial (medsos ) yang secara leluasa menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan cepat, disatu sisi membantu masyarakat dalam mendapatkan berbagai informasi yang akurat. (smh)